top of page
Search
Writer's pictureDadang Solihin

Pentingnya Mengembangkan Pendidikan Vokasi*


Buku Peringatan 25 Tahun Universitas Bhayangkara Jakarta Raya di bawah Yayasan Brata Bhakti

Rektor Universitas Darma Persada (Unsada) Periode 2015-2018, Dr. H. Dadang Solihin, SE, MA, tidak memungkiri akan pentingnya kerjasama antara sesama perguruan tinggi, seperti dilakukannya dengan Ubhara Jaya. Pak Dadang yakin, langkah tersebut akan berdampak positif terhadap keseluruhan kinerja kampus. Kepemimpinan yang bagus dan kuat, akan terdistorsi apabila kurang kerjasama dengan lembaga dan perguruan tinggi lainnya.


Untuk membangun dan memajukan perguruan tinggi seperti Ubhara Jaya, rektor dan jajarannya tidak boleh hanya mengandalkan sumber daya internal, tetapi juga harus mendayagunakan sumber-sumber eksternal melalui jalinan kerja sama institusional, baik dengan jaringan nasional maupun internasional. Dalam konsep tersebut, salah satu perguruan tinggi yang memiliki hubungan baik dengan Ubhara jaya adalah Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta. Sekalipun mereka saling bersaing, tetapi keduanya menyadari dan dapat bekerja sama dalam banyak hal demi meraih kemajuan bersama.


Menurut Pak Dadang, untuk mengukur sukses manajemen PTS dalam mengelola kampus, di antaranya dapat dilihat dari impactnya. Indikator tersebut bukan hanya dilihat dari jumlah lulusan yang dihasilkan kampus setiap tahunnya, tetapi juga dinilai dari bagaimana para alumninya berkarir. Semakan banyak tulusan yang terserap pasar kerja, indeksnya semakin bagus. Impact akan makin dernilai, jika di antara lulusannya tumbuh menjadi entrepreneur (pengusaha) sehingga mampu menyediakan lapangaa kerja baru.


Doktor ilmu Pemerintahan lulusan Universitas Padjadjaran Bandung yang pernah berkarir di Badan Perencanaan Pembangusan Nasional (Bappenas) tersebut, melihat Ubhara jaya telah mengaalami perkembangan yang pesat sejak dipimpin oleh Pek Bambang. Beliau yakin, melihat sosok Pak Bambang sebagai pribadi yang tidak cepat puas dengan capaian yang diraihnya, Ubhara Jaya akan terus melakukan pembenahan untuk memuluskan langkah menjadi universitas unggulan di indanesia.


Pria kelahiran Bandung 6 November 1961 tersebut mengungkapkan, selain aspek pengajaran, semua penguruan tinggi yang benar-benar ingin sukses, harus meningkatkan kinerja dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “Penelitiann, penulisan di jurnal ilmiahh den pengabdian kepada masyarakat merupakan penggerek kinerja perguruan tinggi. Untuk tulisan ilmiah, lebih bagus kalau mampu menembus jurnal internasional bereputasi” kata Pak Dadang.


Dr. H. Dadang Solihin, SE, MA, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata

Menurut beliau, kampus perlu memberi insentif kepada para dosen yang tulisannya mampu menembus jurnal berperingkat nasional dan internasional. Supaya tulisan dosen Ubhara Jaya semakin banyak yang terserap di jurnal internasional bereputasi, kampus harus sering menggelar klinik jurnal ilmiah. Beliau memberi gambaran, sebuah perguruan tinggi negeri yang bertaburan dosen bergelar doktor, tetap rajin menyelenggarakan klinik jurnal ilmiah. Dosen perlu dibantu teknik penulisan ilmiah, dan jika perlu juga menyangkut penulisan berbahasa Inggris. Materi tulisan jurnal bahkan terbuka untuk dikembangkan dari riset yang dilakukan oleh mahasiswa yang dibimbing mereka. Dosen dan mahasiswa bimbingannya bisa bersama-sama menulis naskah jurnal.


Alumni program magister di Universitas Colorado, Denver, Amerika Serikat tersebut memberi catatan khusus bagaimana Ubhara Jaya bisa menjauhkan faktor negatif yang sering menggerogoti PTS, yaitu persoalan keharmonisan hubungan rektorat dengan yayasan. Beliau bersyukur dengan apa yang dicapai oleh Ubhara Jaya sekarang ini, tidak membuat salah satu pihak jumawa, merasa paling berjasa dalam membangu lembaga pendidikan. “Syukurlah, di Ubhara Jaya tidak ada masalah tersebut. Artinya, pimpinan universitas paham dengan apa yang dikehendaki oleh yayasan. Jika rektorat paham hal tersebut, maka selesai, nggak ada masalah, Munculnya manalah di PTS sebagian besar karena antara yayasan dan pimpinan universitas tidak nyambung dalam urusan duit, Saya lihat Ubhara Jaya tidak ada masalah seperti itu," kata alumni Jurusan IImu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Universitas Parahyangan, Bandung,


Dalam pandangan beliau, lumrah dalam sebuah organisasi yang cukup besar seperti di Ubhara Jaya, muncul adanya faksi-faksi. Pak Dadang menambahkan, yang terpenting kondisi seperti itu dapat dikelola dengan baik, sehingga tidak menimbulkan gejolak yang mengganggu kinerja kampus secara keseluruhan yang berdampak pada akreditasi program studi maupun universitas. “Saya berharap Ubhara Jaya segera mendapatkan akreditasi unggul. Bagaimana caranya? Ubhara Jaya harus merumuskan sustainability indicators,” tuturnya. Pada prinsipnya, sustainability indicators-nya tidak dapat dilepaskan dari misi yang harus dipikul dalam Tridharma Perguruan Tinggi.


Pak Dadang juga melihat dimungkinkannya Ubhara Jaya mengembangkan program studi vokasi. Dalam kalkulasi beliau, Ubhara Jaya sangat kuat untuk dapat bersaing dengan PTS lain dalam mengembangkan prodi vokasi. Diyakininya pendekatan pengembangan vokasi tersebut kelak akan menempatkan Ubhara Jaya menjadi benchmarking PTS lainnya.


Pak Dadang juga menambahkan, Ubhara Jaya layak mempertimbangkan untuk mengembangkan prodi baru yang basisnya diturunkan dari profesi kepolisian. Hal-hal yang tidak bisa diberikan oleh Sespim Polri, hendaknya dapat diisi dan dikembangkan oleh Ubhara Jaya.

27 Oktober 2020 Penyerahan Buku 25 Tahun Ubhara Jaya oleh Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi UBJ Bapak Ir. Djuni Thamrin, M.Sc, Ph.D

*Sumber: Buku 25 Tahun Ubhara Jaya, hal 208 sd 210

45 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page