Sumber: Kosadata
Digital itu barang-barangnya engga kelihatan, habis semua kita kalau tidak memiliki visi ketahanan nasional
KOSADATA – Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Budaya dan Pariwisata, Dadang Solihin mengatakan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2018 berjumlah 63,5 juta unit. Usaha kecil yang memiliki aset lebih dari 50 juta dengan omset 300 hingga 500 juta dalam satu tahun jumlahnya 783.132 unit, sementara yang memiliki aset 500 juta hingga 10 miliar dengan omset 2,5 miliar hingga 5 miliar jumlahnya 60.702 unit. Menurut Dadang, jumlah UMKM di Indonesia cukup besar, namun bisa dibilang masih lemah. Ia menyebutkan, perlu adanya visi ketahanan nasional dalam proses digitalisasi UMKM. Hal ini disampaikan Dadang saat menanggapi para pembicara dalam diskusi ‘Transformasi Digital UMKM Indonesia’ yang diselenggarakan secara hybrid oleh Bank Indonesia Kantor Wilayah DKI Jakarta pada Kamis (18/11) kemarin di MULA Kota Tua, Jakarta Barat. “Menurut saya dalam rangka digitalisasi UMKM itu harus memiliki ketahanan nasional. Apalagi, digital itu barang-barangnya engga kelihatan, habis semua kita kalau tidak memiliki visi ketahanan nasional,” ujar Dadang di Jakarta dikutip pada Jumat (19/11/2021).
Dadang menegaskan, UMKM dengan jumlah begitu besar tersebut, selain harus dikorporasikan, kapasitasnya juga harus ditingkatkan. Misalnya melalui pembiayaan, pelatihan dan pendampingan. “Kita berhadapan dengan UMKM bangsa dengan gambaran yang seperti itu, maka tiga hal yang harus dilakukan adalah protektif, enabling dan empowering. Itu saja yang harus diberikan kepada para UMKM kita,” katanya. “Dari situ, teman-teman sama juga semangatnya beri dia pelatihan, ya mungkin itu power ya, beri mereka pendampingan, bantu perizinannya, bantu pemasarannya kemudian berikan bagaimana laporan keuangan seperti itu,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Kantor Wilayah (Kanwil) DKI Jakarta, Onny Widjanarko mengatakan, UMKM harus tumbuh, berdaya tahan dan berdaya saing. Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Onny, semua stakeholders harus memperhatikan ruang produksi UMKM. “Bicara produksi sendiri, itu perlu dibangun kalau engga digitalnya dibangun, nanti barang-barang yang masuk Indonesia adalah barang dari luar. Jadi produksi ini harus dibangun, kita semua harus menyiapkan tapi UMKM nya harus ready betul betul, jangan sampai kita siap semua tapi UMKM nya engga ready,” kata Onny. Diketahui, Selain Onny Widjanaro, hadir juga sebagai pembicara pada kesempatan tersebut antara lain; Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 1 Dhani Gunawan Idat, Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI Amirul Wicaksono, Direktur Utama Bank Kalimantan Tengah Yayah Diasmono, Direktur Eksekutif Intellectual Bussines Community Bayu Prawira Hie. Sementara sebagai penanggap panelis adalah Deputi Gubernur DKI bidang Budaya dan Pariwisata Dadang Solihin dan Founder Wiranesia Faransyah Agung Jaya.
Comments