Sumber: Kosadata
Kalau teman-teman dari sini bisa kerjasama, di sela-sela program pendidikan para peserta bisa dibawa kemari untuk mengunjungi TBS dan Pasar Batu Akik. Itu baru Pusdiklat kedinasan, belum Pusdiklat-pusdiklat yang lain Dadang Solihin, Deputi Gubernur DKI
KOSADATA – Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Budaya dan Pariwisata Dadang Solihin mengatakan bahwa perlu adanya kolaborasi antar lembaga berkaitan dengan upaya menarik minat pengunjung untuk datang ke kawasan Taman Benyamin Sueb (TBS). Hal itu disampaikan Dadang saat mengunjungi TBS dan berdialog dengan sejumlah stakeholders mulai dari pemerintah, akademisi, seniman, komunitas, praktisi film, pedagang batu akik, dan yang lainnya pada Rabu (24/11) kemarin. “Jakarta ini adalah pusatnya Pusdiklat. Sebut saja Pusdiklat PIM Lembaga Administrasi Negara, kemudian Lemhannas, peserta pendidikan Lemhannas itu bukan hanya dari seluruh Indonesia, tapi dari negara-negara lain juga ada. Kalau teman-teman dari sini bisa kerjasama, di sela-sela program pendidikan para peserta bisa dibawa kemari untuk mengunjungi TBS dan Pasar Batu Akik. Itu baru Pusdiklat kedinasan, belum Pusdiklat-pusdiklat yang lain,” ujar Dadang dikutip pada Kamis (25/11/2021). “Kemudian juga kerjasama dengan industri MICE, setiap ada kegiatan konferensi itu pasti di hari hari akhir kunjungan kalau bisa kerja sama dengan ini, bawa peserta kemari. Kebetulan kemarin saya baru mengunjungi teman-teman penggiat MICE di JCC. Jadi di akhir kegiatan konferensi baik yang nasional maupun internasional, sebaiknya peserta dibawa kemari,” lanjutnya.
Sementara itu, Bidang Pengembangan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Diah mengatakan bahwa pihaknya pada tahun 2019 akan menerbitkan masterplan Jatinegara. Namun, lantaran kontraksi keuangan Pemprov DKI akibat pandemi Covid-19, pihaknya belum bisa melaksanakan penyusunan masterplan tersebut. Meski demikian, lanjutnya, tahun ini Dinas Kebudayan DKI Jakarta tengah melakukan kajian guna mewujudkan Kampung Budaya. “Tahun ini kami melakukan kajian Kampung Budaya, jadi kami akan membentuk kampung-kampung budaya di enam kota/kabupaten. Kampung budaya ini kami basicnya adalah kita pakai pendekatan kewilayahan. Wilayah terkecilnya adalah kelurahan, jadi langsung implementatif,” kata Diah. Lebih lanjut Diah menuturkan, dalam pelaksanaan Kampung Budaya diharapkan dapat mengintegrasikan beberapa kedinasan sehingga semuanya dapat dirangkul. Kampung Budaya tersebut, kata Diah, salah satunya juga akan diterapkan di keluarahan tempat Taman Benyamin Sueb berdiri. “Dalam perencanaanya bisa menyatu baik itu PU nya, baik Pariwisata, Dinas Kebudayaan semua dirangkul dalam naungan kampung budaya. Ini kami sedang mengkaji mana kelurahan yang bisa kita angkat sebagai kampung budaya di DKI Jakarta. Dan berkaitan dengan TBS ini mungkin menjadi sentra atau titik poin terhadap kelurahan sekitarnya,” ungkapnya. Diah memastikan bahwa dalam penetapan Kampung Budaya tersebut, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta melibatkan pendampingan oleh beberapa perguruan tinggi serta pemerhati seni di Jakarta. “Ketika akan membentuk kampung budaya ini kami nanti ada pendampingan dari perguruan tinggi atau bisa juga dari pemerhati seni budaya,” imbuhnya. “Terhadap pendampingan ini ada juga pengawasannya, kenapa karena kami ingin kampung-kampung budaya ini akan bertumbuh, jadi tidak hanya berhenti satu tahun dua tahun tapi selamanya. Pertumbuhan ini akan diiringi dengan kemandirian dari kelurahan itu untuk menyelenggaralan kegiatan-kegiatan,” tandasnya. Diketahui hadir dalam agenda audiensi bersama Deputi Gubernur DKI tersebut antara lain: Kepala Suku Dinas Parekraf Jakarta Timur, Bidang Pengembangan Kebudayaan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, UPK Taman Benyamin Sueb, Pamong Budaya, Camat Jatinegara, Lurah Rawabunga, Ketua Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti, Sanggar Seni Garajas Jakarta dan Sanggar Mawar Budaya Jakarta Timur.
コメント