top of page
Search
Writer's pictureDadang Solihin

Dunia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ditengah Pandemi Covid19

Updated: Aug 19, 2021


Dadang Solihin

Deputi Gubernur DKI Bidang Budaya dan Pariwisata


Dunia pariwisata saat ini diguncang dengan adanya pandemi Coronavirus yang menyebabkan penyakit Covid19. Pandemi ini dimulai pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Republik Rakyat China, dimana Coronavirus menyebar dengan cepat dan menyebabkan penyakit Covid19 bagi masyarakat Wuhan. Penyebaran itu berlanjut hingga ke seluruh dunia, dimana Pandemi Coronavirus telah menyebar ke sebagian besar penjuru dunia dan menyebabkan penyakit Covid19. World Health Organization (WHO) mencatat terdapat 4.013.728 kasus Covid19 di 215 negara dengan angka kematian mencapai 278.993 jiwa (sumber: World Health Organization, 2020, 11 Mei 2020).


Penyebaran Covid19 yang begitu masif berdampak signifikan terhadap pariwisata nasional maupun internasional. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) memperkirakan akan terjadi penurunan kedatangan wisatawan internasional sebesar 58% hingga 78% pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019.


UNWTO menyatakan bahwa penurunan kedatangan wisatawan internasional ini bermakna hilangnya penerimaan turis internasional sebesar US$ 910 Miliar hingga US$ 1.2 triliun secara global. Berdasarkan trend kedatangan turis sebelumnya, maka diperkirakan 5 hingga 7 tahun penurunan pertumbuhan pariwisata akan terjadi pasca pandemi Covid19 ini.


Jika dibandingkan penurunan yang terjadi akibat krisis ekonomi tahun 2009 yang berdampak terhadap penurunan pertumbuhan pariwisata sebesar 4% atau pasca pandemi SARS tahun 2003 yang menurunkan 0,4% pertumbuhan, maka dampak Pandemi Covid19 terhadap dunia pariwisata cenderung signifikan. (sumber: World Health Organization, 2020). World Travel and Tourism Council (WTTF) melaporkan bahwa data hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan sekitar 50 juta orang di sektor pariwisata kehilangan pekerjaan mereka akibat pandemi Covid19.


Dunia Pariwisata mengalami penurunan luar biasa sebagai dampak penurunan kedatangan wisatawan internasional akibat pandemi ini. Perkembangan lingkungan strategis ini tentunya menimbulkan tantangan tersendiri bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, selain juga menyediakan peluang yang dapat diraih khususnya pasca berakhirnya pandemi Covid19.


Jika prediksi UNWTO terjadi, maka kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB akan mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Hal ini terjadi karena kedatangan Wisatawan Mancanegara (Wisman) akan menurun secara signifikan dan kembali meningkat seiring kepercayaan terhadap keamanan meningkat, khususnya risiko tertular Covid19.


Investasi sektor pariwisata juga akan mengalami penurunan, seiring tutupnya hotel dan beberapa amenitas lain di destinasi pariwisata. Selain itu, jika pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi tidak berhasil dilakukan, maka tingkat pengangguran akan meningkat.

Namun pandemi ini juga menimbulkan peluang lain bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Perubahan model bisnis dari traditional tourism management menjadi digital tourism management akan menjadi peluang dalam mempertahankan dan memulihkan sektor pariwisata nasional. Selain itu, sektor ekonomi kreatif berbasis digital juga dapat menjadi solusi lain dalam meningkatkan kontribusi pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap PDB.


Orientasi segmen pasar akan bergeser dari Wisman menjadi Wisatawan Nusantara (Wisnus), hingga penerbangan internasional kembali pulih seiring penanganan pandemi Covid19 yang semakin baik. Untuk itu, diperlukan strategi khusus terintegrasi dalam menghadapi dampak pandemi Covid19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional. Terutama dalam masa tanggap darurat pada tahun 2020 dan recovery pada tahun 2021-2022 sesuai kondisi global.


Sumber: Permenparekraf No. 12/2020 tentang Renstra Kemenparekraf 2020-2024


12 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page