Sumber: Konstruksi Media
Konstruksi Media – Kesamaan hak bagi setiap warga Indonesia merupakan hal yang harus dilindungi Pemerintah. Hal itu juga berlaku atas hak berinovasi, berkreasi dan beredukasi terhadap kelompok berkebutuhan khusus atau difabel.
Landasan tersebut menjadi titik pemberangkatan MULA Kota Tua untuk menggelar pelatihan keterampilan mengolah dan menyajikan kopi atau lebih dikenal dengan istilah barista.
“Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya Kota Tua menyiapkan ruang kreasi dan edukasi bagi teman-teman difabel untuk meningkatkan skill di bidang olah kopi atau Barista,” ujar Pendiri MULA Indonesia, Etty Tejalaksana pada Minggu (12/9/2021).
Etty menuturkan, kegiatan tersebut merupakan agenda kolaborasi antara Kafe Sunyi dan MULA Kota Tua. Etty menyebutkan, pada kesempatan tersebut juga ditinjau langsung oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata.
“Alhamdulillah dikunjungi langsung Pak Deputi, beliau sangat mendukung setiap kegiatan di Kota Tua, terlebih pada kegiatan pelatihan untuk saudara saudara kita ini,” tuturnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata, Dadang Solihin mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat itu. Menurut Dadang, Kota Tua merupakan salah satu harta karun Nusantara dengan berbagai ragam etnis dan budaya.
Selain sebagai tempat wisata sejarah, Kata Dadang, Kota Tua juga turut menggerakkan para pelaku usaha lintas sektor. “Kota Tua menjadi kunci kebangkitan ekonomi pada masanya. Contohnya, semua bank pelat merah memiliki gedung di sini. Demikian pula para konglomerat papan atas, atau lebih dikenal dengan kelompok 9 naga, memiliki ikatan yang erat dengan kawasan Kota Tua ini,” kata Dadang
“Kalau Kota Tua dikelola dengan baik, akan menjadi magnet ekonomi bagi Jakarta. Pergerakan pasarnya jelas, budayanya lengkap, artistik dari gedung gedung bersejarah juga marketable,” lanjutnya.
Meski begitu, Dadang menjelaskan bahwa kurangnya pengembangan sarana, prasarana termasuk penawaran program atraksi, café, resto dan hotel kepada pengunjung, menyebabkan tingkat pendapatan masih rendah pada segala lini.
“Dengan profil Kota Tua saat ini, banyak potensi yang dapat dibangkitkan melalui stimulus-stimulus baru. Oleh karenanya reaktivasi aset-aset yang kosong menjadi penting,” tegasnya.
Untuk diketahui, MULA Kotatua adalah bagian dari MULA Indonesia diawali dari Galeria Jakarta yang semula bergerak di bidang usaha berbasis retail UMKM. Bidang usaha tersebut kemudian berkembang dengan dilengkapi co-working & event Space.
MULA Kotatua berdiri untuk menjadi sebuah wadah bekerja, berbagi ilmu, berkoneksi serta membangun komunitas dengan mulai kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan tiga fokus utama yaitu seni, budaya, dan pariwisata (Art, Culture, and Tourism). Ketiga fokus tersebut sejalan dengan nilai inti dari MULA Indonesia.
Mula Indonesia sendiri terintegrasi juga dengan Galery Jakarta yang menjadi tempat UKM/UMKM Provinsi DKI Jakarta dalam memasarkan dan mempromosikan produknya. Galery Jakarta adalah program yang diinisiasi oleh Gubernur DKI Sutiyoso pada masanya kala itu.***
Comments