Sumber: Kosadata
Jumlah orang yang divaksinasi di Indonesia yang sekitar 137 juta orang itu lebih banyak dibandingkan jumlah gabungan vaksinasi di Jerman dan Turki Ginandjar Kartasasmita, Waketum PMI
KOSADATA – Saat negara di seluruh dunia masih bergulat dengan dampak kesehatan, ekonomi, dan sosial akibat dari pandemi Covid-19, Indonesia telah memperlihatkan keberhasilan dalam menangangi virus yang sudah hampir dua tahun menyerang seluruh belahan dunia tersebut. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Ginandjar Kartasasmita kepada Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation, Sabtu (9/10) kemarin. Ginandjar sebagai salah satu advisor pada BUMN milik negeri Sakura itu mengatakan, WHO dan pengamat independen seperti Universitas John Hopkins mengakui bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia merupakan salah satu ikhtiar yang paling efektif di dunia. “Pencapaian Indonesia dalam memerangi pandemi dan mengatasi krisis ekonomi sangat signifikan mengingat jumlah penduduk negara yang besar, sekitar 280 juta yang mendiami lebih dari 3000 pulau,” ujar Ginandjar dikutip pada Minggu (10/10/2021). “Jumlah kasus harian telah turun dari puncak sekitar 50.000 pada Juli menjadi kurang dari 1.000 pada Oktober 2021. Tingkat kematian harian juga turun dari lebih dari 2.000 menjadi kurang dari 100 dalam jangka waktu yang sama,” lanjutnya. Lebih lanjut Ginandjar menuturkan, keberhasilan Indonesia dalam menangangi Covid-19 itu salah satunya ditunjang oleh kegiatan vaksinasi yang dilakukan psecara massif di seluruh daerah di Indonesia. Tercatat, sekitar 137 juta orang Indonesia sudah dilakukan vaksinasi. Menurut Ginandjar, dengan capaian vaksinasi tersebut, maka Indonesia menjadi negera keenam dengan jumlah vaksinasi terbanyak. “Jumlah orang yang divaksinasi di Indonesia yang sekitar 137 juta orang itu lebih banyak dibandingkan jumlah gabungan vaksinasi di Jerman dan Turki,” katanya. Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS ini menjelaskan bahwa keberhasilan Indonesia menangani pandemi ini juga dapat dilihat dari potensi pertumbuhan ekonomi nasional saat ini. Menurutnya, perekonomian diperkirakan tumbuh kembali pada tahun 2021 antara 3,7-4,5% setelah membukukan pertumbuhan negatif sebesar -2,1% pada tahun 2020. ”Perekonomian diperkirakan akan terus tumbuh pada tahun 2022 sebesar 5,2%, yang mendekati pertumbuhan. tingkat 2019, tahun sebelum pandemi,” tegasnya. Dengan berbagai upaya pengendalian yang telah menunjukkan hasil tersebut, kata Ginandjar, pemerintah Indonesia kini telah menyiapkan strategi nasional transformasi dari pandemi menjadi endemi. Hal itu antara lain tercermin dari sejumlah pelonggaran kembali aktivitas publik, terutama kegiatan ekonomi. “Indonesia sudah mulai melihat di luar pandemi ke negara endemik di mana orang harus belajar hidup dengan virus corona seperti halnya dengan penyakit menular lainnya seperti flu, demam berdarah, hepatitis, TBC, malaria yang dulu dan masih berpose ancaman bagi masyarakat,” imbuhnya. “Bahayanya belum berakhir, namun Indonesia sudah mulai menyusun roadmap menuju new normal, dengan mempertimbangkan bagaimana masyarakat berinteraksi, merangkul langkah-langkah keselamatan dan semacam protokol kesehatan sebagai bagian dari kebiasaan hidup,” tandasnya. Ibu Kota Negara dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Terpisah, senada dengan Ginandjar soal penanganan Pandemi Covid-19, Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Budaya dan Pariwisata, Dadang Solihin mengatakan bahwa DKI Jakarta termasuk Provinsi yang paling siap dalam menghadapi situasi wabah/ pandemi penyakit di Indonesia. Dadang menuturkan bahwa Jakarta sebagai ibukota negara adalah representasi Indonesia pada dunia dalam penanganan Covid-19. Sebelum Covid-19 masuk ke Indonesia, DKI Jakarta telah berpengalaman dalam mencegah dan mengendalikan Flu Burung pada tahun 2004 dan MERS- CoV di tahun 2016. “Pengalaman inilah yang terus dikembangkan dalam menyiapkan rencana kotingensi terhadap penyakit-penyakit berpotensi wabah. DKI Jakarta juga telah memiliki Sistem Kewaspadaan Dini terhadap penyakit-penyakit berpotensi wabah baik secara konvensional maupun berbasis teknologi informasi,” kata Dadang. Dadang menyampaikan beberapa langkah strategis yang dilakukan Pemprov DKI dalam menghadapi virus pada semerter awal tahun 2020 lalu. Pertama, lanjut Dadang, Pengumpulan data penyakit potensial KLB di Jakarta melalui sistem surveilans berbasis web (www. surveilans-dinkesdki.net) yang telah dibangun oleh Dinas Kesehatan sejak tahun 2004, dimana sistem ini telah terhubung dengan seluruh Puskesmas dan RS di DKI Jakarta baik milik pemerintah maupun swasta. “Kemudian Testing, Tracing & Tracking, Treating, Reporting, Evaluasi dan Monitoring. Itulah beberapa strategi yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai pembelajaran penanganan Covid-19 secara terpadu. Dengan begitu, DKI Jakarta terus melakukan beragam kegiatan dalam upaya menekan penyebaran Covid-19, dengan harapan bisa menjaga keselamatan warga,” pungkas Dadang. Sebagaimana diketahui bahwa selama setahun terakhir pandemi Covid-19 terus mempengaruhi negara-negara di seluruh dunia. Hal ini telah menyebabkan krisis kesehatan dan ekonomi global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi pada tahun 2020 telah membalikkan kemajuan beberapa dekade dalam mengurangi kemiskinan, dengan sekitar 100 juta lebih banyak orang didorong ke dalam jurang kemiskinan ekstrem. Banyak negara juga berisiko mengalami kesulitan utang saat mereka berjuang untuk menanggapi krisis.
Commenti