Sumber: Kosadata
“Gerakan ini perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah termasuk Pemda karena pemanfaatan energi surya dapat membantu penurunan emisi CO2 yg ditargetkan pemerintah.”
Dadang Solihin, Deputi Gubernur DKI
KOSADATA – Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Budaya dan Pariwisata, Dadang Solihin menyampaikan bahwa untuk mencapai target tahun 2025 soal 6,4 Giga Watt PLTS, perlu dilakukan kerja sama multi pihak lantaran dalam mewujudkan PLTS atap yang paling dibutuhkan adalah kebijakan, strategi dan upaya yang tepat.
Demikian itu disampaikan Dadang menanggapi undangan acara Bincang – Bincang virtual pada jumat (24/9) yang digelar Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dengan tema ‘Pengembangan Industri Energi Surya sebagai bagian dari Transisi Energi Menuju Energi Berkelanjutan’.
Ia pun mengatakan, saat dirinya menjabat Rektor Universitas Darma Persada yang memiliki Program Studi Magister Energi Terbarukan, dirinya turut mendeklarasikan Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) dalam IndoEBTKE ConEx tahun 2017 silam.
“Menurut hemat saya, teman – teman dari METI harus meningkatkan kerja sama atau kolaborasi multi pihak,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (24/9/2021).
Lebih lanjut Dadang menuturkan, kerja sama tersebut harus dibangun terutama dengan Kementerian Pendidikan, kebudayaan riset dan teknologi (Kemenbud Ristek) agar dapat menjadikan pemasangan fotovoltaik di atas kampus – kampus Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maupun Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagai salah satu penilaian akreditasi.
Selain itu, kata Dadang, juga dapat diberlakukan di seluruh instansi pemerintah melalui kolaborasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi.
” Tujuannya untuk menjadikan pemasangan fotovoltaik di seluruh atap perkantoran instansi pemerintah sebagai salah satu kinerja pada LAKIPnya,” katanya jelang acara yang merupakan bagian dari Refleksi Empat Tahun dan Penguatan Komitmen Terhadap Deklarasi GNSSA itu.
Untuk diketahui, GNSSA sudah dideklarasikan lima tahun yang lalu. Waktu itu Dadang menjabat sebagai Rektor Universitas Darma Persada, turut menandatangani deklarasi tersebut.
“Semoga para deklarator beserta teman2 dari Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia dapat mencapai targetnya sesuai dengan yang direncanakan,” imbuhnya.
Sebagai salah satu penandatangan deklarasi GNSSA empat tahun lalu, Dadang berharap gerakan ini mendapatkan dorongan baru agar lebih mempercepat capaian target.
Karena, lanjut Dadang, dalam empat tahun terakhir terlihat mulai cukup banyak pengguna surya atap, namun dilihat secara akumulasi sesuai target yang ditentukan, hal tersebut masih di bawah target awal, yakni 1 GW pada tahun 2020.
“Gerakan ini perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah termasuk Pemda krn pemanfaatan energi surya dapat membantu penurunan emisi CO2 yg ditargetkan pemerintah,” ungkapnya.
Dia pun berharap, di masa yang akan datang industri dalam negeri mampu berpartisipasi dan bersaing dalam pasar tenaga surya yang mulai memperlihatkan trend kenaikan.
“Tumbuhnya industri dalam negeri memerlukan kebijakan dari pemerintah karena industri ini memerlukan waktu utk mencapai BEP,” pungkasnya.
Sebagai informasi, hingga kini Indonesia masih tergantung pada energi fosil untuk penyediaan energi. Padahal, cadangan energi fosil Indonesia terbatas. Disisi lain, Indonesia memiliki cadangan energi terbarukan yang hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal karena terkendala oleh berbagai hal.
Comments