Dadang Solihin
Deputi Gubernur DKI Bidang Budaya dan Pariwisata
Konsep Quality Tourism
Arah pengembangan kepariwisataan nasional saat ini diarahkan menuju Quality Tourism Experience. Menurut UNWTO dalam Practical Guidelines for Integrated Quality Management in Tourism Destination bahwa “quality of a tourism destination as “the result of a process which implies the satisfaction of all tourism product and service needs, requirements and expectations of the consumer at an acceptable price, in conformity with mutually accepted contractual conditions and the implicit underlying factors such as safety and security, hygiene, accessibility, communication, infrastructure and public amenities and services. It also involves aspects of ethics, transparency and respect towards the human, natural and cultural environment”. Aspects of quality also relate to ethics, transparency and respect for the human, natural and cultural environment.
Lebih lanjut, UNWTO menyatakan bahwa Quality mewakili tiga hal sekaligus:
1.Professionals Tools. Sebagai Professionals Tools, kualitas dicapai dengan mengetahui dan mengendalikan secara umum, serta proses khusus untuk memberikan layanan yang menguntungkan. Sistematisasi kualitas melibatkan tiga tingkatan yang berbeda: (a) Organisasional; (b) Operasional; dan (c) Perseptual. Dalam pariwisata, kualitas harus melibatkan komitmen aktif dari sumber daya manusianya. Dalam hal destinasi Pariwisata, kualitas juga membutuhkan nilai keramah-tamahan dan hospitality dari penduduk lokal.
2.Management model. Sebagai sebuah Management model kualitas terletak pada framework baru dari hubungan kerja dan kompetensi. Ini berarti beralih dari struktur piramida ke organisasi yang flat dan berorientasi pada proses. Dalam hal destinasi berkualitas, diperlukan komitmen yang solid dari publik-privat dan antar institusi.
3.Powerfull Marketing Tool. Sebagai Powerfull Marketing Tool kualitas menempatkan pelanggan sebagai pusat aktivitas, yang artinya mengetahui dan memperhatikan kebutuhan pelanggan yang juga merupakan tujuan pemasaran.
UNWTO menyimpulkan beberapa hal terkait pengertian dari Quality:
Quality tidak akan ada tanpa partisipasi aktif dan harmonis dari semua faktor yang berkontribusi untuk pengalaman wisata;
Quality dihasilkan dari usaha terus-menerus dalam meminimalisir kekurangan dan kegagalan aktivitas:
Quality juga secara fundamental dan secara langsung terkait dengan dimensi personal yang sebagian besar tidak berwujud dan dengan demikian bersifat subjektif;
Quality menjadi tolok ukur dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang ditentukan oleh batasan sosial dan lingkungan;
Quality membutuhkan kriteria umum dan tidak dapat dicabut serta pertemuan antara persyaratan wajib dan self-regulation;
Quality merupakan hasil dari usaha kolektif.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Quality harus menjadi bagian dari manajemen dan perencanaan, dengan tujuan akhir meningkatkan kinerja dan mengadaptasi penyediaan produk dan layanan, serta memperkuat variabel-variabel kompetitif bagi destinasi.
Quality merupakan sebuah pilihan etis. Tanggungjawab dan perilaku untuk melakukan segala sesuatunya lebih baik dengan menghormati masyarakat dan lingkungan adalah masalah etis. Disinilah Quality, sustainability, social responsibility, accessibility menjadi satu. Karena tidak mungkin ada Quality tanpa etika.
Keberlanjutan (Sustainability) memiliki prinsip yang sama dengan Quality karena pariwisata memerlukan strategi jangka panjang dan menggunakan sumber daya terbatas yang sangat rentan terhadap kerusakan, seperti alam dan warisan manusia. Tanpa hal tersebut minat dan motivasi wisata akan hilang.
Keberlanjutan (Sustainability) baik itu dalam hal sosial, kultural, ekonomi, dan lingkungan merupakan komponen Quality dalam pariwisata. Tidak mengherankan untuk melihat dua konsep ini terkait sangat erat terutama dalam mengelola destinasi pariwisata. Penerapan Quality Tourism ini akan menjadi acuan dalam pengembangan Kepariwisataan nasional kedepan.
Quality Tourism merupakan konsep wisata yang bertujuan untuk memberikan produk dan layanan pariwisata yang berkualitas baik bagi wisatawan dan berdampak positif bagi ekonomi serta masyarakat sekitar.
Dalam pelaksanaannya, quality tourism tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi di destinasi. Berdasarkan hasil studi literatur, pengembangan destinasi quality tourism didukung oleh empat komponen yaitu:
Faktor dasar daya saing pariwisata yang baik,
Sustainabilitas pariwisata yang terjaga,
Unique experience, serta
High value experience bagi wisatawan.
Faktor Dasar Daya Saing Pariwisata
Faktor Dasar Daya Saing Pariwisata merupakan faktor dasar yang harus dipenuhi suatu destinasi untuk menjadi destinasi wisata yang berdaya saing.
Lingkungan Pendukung
Lingkungan Pendukung merupakan faktor dasar yang dibutuhkan pada suatu destinasi wisata untuk mendukung keberlangsungan aktivitas pariwisata baik dari sisi pelaku pariwisata maupun wisatawan.
Faktor ini terdiri dari:
Iklim usaha yang kondusif,
Tingkat kriminalitas yang rendah,
Kebersihan lingkungan dan ketersediaan fasilitas kesehatan, yang mengacu pada protokol kebersihan, kesehatan, keamanan dan peduli lingkungan (CHSE)
SDM berkualitas dan pasar tenaga kerja inklusif, serta
Kesiapan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi.
Kebijakan Pariwisata Pendukung
Kebijakan pariwisata pendukung merupakan kebijakan pemerintah pusat maupun daerah dalam mendukung pengembangan destinasi pariwisata yang berdaya saing.
Kebijakan pariwisata pendukung a.l:
Prioritasi pariwisata dalam kebijakan pembangunan oleh pemerintah pusat maupun daerah
Kebijakan pendukung untuk meningkatkan kunjungan perjalanan business & leisure
Keterbukaan akses internasional
Infrastruktur Pariwisata
Infrastruktur pariwisata merupakan infrastruktur untuk mendukung kelancaran aktivitas pariwisata diantaranya infrastruktur aksesibilitas udara, laut dan darat, serta fasilitas pelayanan pariwisata.
Indikator Infrastruktur Pariwisata:
Ketersediaan infrastruktur transportasi udara yang berkualitas
Ketersediaan infrastruktur transportasi darat yang berkualitas
Ketersediaan infrastruktur transportasi laut yang berkualitas
Ketersediaan infrastruktur layanan pariwisata
Atraksi Pendukung Bersifat Alami, Kebudayaan, dan Buatan Manusia
Atraksi dimaksud merupakan keberadaan atraksi di suatu destinasi baik yang bersumber dari alam, budaya maupun buatan manusia yang beragam untuk mendukung daya saing destinasi yang lebih baik.
Faktor-faktor yang mendukung kualitas "Atraksi Pendukung Bersifat Alami, Kebudayaan, dan Buatan Manusia" pada destinasi:
Ketersediaan atraksi alam yang beragam
Ketersediaan atraksi budaya yang beragam
Ketersediaan atraksi buatan manusia yang beragam (selain budaya)
Sustainibility
Sustainabilitas pada pariwisata merupakan faktor yang mendukung keberlangsungan lingkungan, nilai-nilai budaya, sosial, ekonomi, sejarah dan pengetahuan pada suatu destinasi.
Faktor-faktor tersebut terdiri dari:
Pengelolaan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan,
Pelestarian Budaya,
Pelestarian Lingkungan, dan
Pemanfaatan ekonomi lokal
Pengelolaan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
Pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan berupa kebijakan, hukum serta organisasi pendukung yang menjaga agar pengelolaan destinsai pariwisata mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.
Faktor-faktor yang mendukung "Pengelolaan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan" yang berkualitas pada destinasi wisata:
Kebijakan pemeliharaan destinasi berkelanjutan
Organisasi manajemen destinasi berkelanjutan yang aktif
Ketersediaan manajemen krisis dan kebencanaan
Promosi sesuai destinasi dan produk
Monitoring permasalahan lingkungan sosial, ekonomi, budaya, dan hak cipta
Inventarisasi aset dan atraksi pariwisata
Tersedianya sistem adaptasi perubahan iklim
Pemantauan kepuasan pengunjung secara berkala
Pelestarian budaya
Pelestarian budaya berupa kebijakan, peraturan, ketentuan dan hukum serta organisasi yang menjaga kelestarian budaya di destinasi wisata yang secara berkelanjutan terjaga sebagai atraksi yang menarik bagi wisatawan.
Faktor-faktor yang mendukung "Pelestarian Budaya" yang berkualitas pada destinasi wisata:
Tersedianya sistem perlindungan atraksi wisata
Panduan pengelolaan dan perilaku pengunjung
Hukum perlindungan warisan budaya
Tersedianya informasi interpretatif alam dan budaya
Hukum perlindungan kekayaan intelektual meliputi budaya, produk dan layanan jasa.
Pelestarian Lingkungan
Pelestarian lingkungan berupa kebijakan, peraturan, ketentuan dan hukum serta organisasi yang menjaga kelestarian lingkungan di destinasi wisata serta meminimasi efek negatif lingkungan dari aktivitas wisata.
Faktor-faktor yang mendukung "Pelestarian Lingkungan" yang berkualitas pada destinasi wisata:
Sistem identifikasi dan penanganan risiko lingkungan
Kebijakan penetapan carrying capacity untuk menjaga keberlanjutan lingkungan
Sistem perlindungan lingkungan ekosistem
Tersedianya hukum perlindungan alam liar (flora dan fauna)
Sistem monitoring konservasi energi
Sistem monitoring pengelolaan air
Sistem monitoring ketersediaan air bersih
Sistem monitoring kualitas air
Sistem monitoring pengelolaan limbah cair
Panduan pengendalian limbah padat
Transportasi ramah lingkungan
Pemanfaatan Ekonomi Lokal
Pemanfaatan ekonomi lokal berupa kebijakan, peraturan, ketentuan dan hukum serta organisasi yang secara rutin memantau, mengevaluasi serta menjaga agar pariwisata berdampak positif bagi peningkatan perekonomian di destinasi.
Faktor-faktor yang mendukung indikator "Pemanfaatan Ekonomi Lokal" pada destinasi wisata:
Monitoring dampak ekonomi
Monitoring peluang kerja untuk masyarakat lokal
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pariwisata
Kepuasan masyarakat lokal
Penggunaan konten lokal dalam produk pariwisata
Akses bagi masyarakat lokal untuk perlindungan alam dan budaya
Tersedianya unit tugas untuk edukasi sadar wisata bagi masyarakat
Dukungan dari industri terhadap kesejahteraan masyarakat lokal (CSR)
Sistem yang mendukung pengembangan UMKM lokal dan prinsip perdagangan yang adil
Unique Experience
Unique Experience pada pariwisata merupakan keberadaan faktor-faktor unik pada suatu destinasi yang memberikan pengalaman yang jarang ditemukan di destinasi lainnya. Unique experience didukung oleh tiga aspek yaitu (1) keunikan atraksi, (2) commercial hospitality, (3) local hospitality
Keunikan Atraksi
Keunikan atraksi berupa atraksi alam, budaya dan buatan manusia pada suatu destinasi yang berbeda dibandingkan destinasi lainnya atau jarang ditemukan.
Faktor-faktor yang mendukung keberadaan "Keunikan Atraksi" pada destinasi wisata:
Atraksi alam yang unik
Tampilan estetik yang unik dari destinasi
Dimensi budaya yang menonjol diantaranya berupa karya seni, performa tari dan lagu, kuliner
Commercial Hospitality
Aspek unique experience juga didukung oleh penyedia layanan jasa pariwisata yang mampu memberikan pelayanan yang unik dan afektif sehingga memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
Faktor-faktor sebagai sub indikator "Commercial Hospitality" pada destinasi wisata:
Atmosfer/suasana akomodasi & amenitas
Fungsionalitas desain akomodasi & amenitas
Keramahan pegawai pariwisata
Pelaku usaha pendukung pariwisata yang terpercaya
Pelayanan afektif
Local Hospitality
Aspek unique experience didukung oleh keramahan masyarakat yang memberikan kenyamanan serta kepercayaan bagi wisatawan.
Faktor-faktor pendukung "Local Hospitality" yang berkualitas di destinasi wisata:
Keramahan masyarakat di destinasi wisata (Friendliness)
Keinginan masyarakat di destinasi wisata untuk membantu (Helpfullness)
Tingkat Kesopanan masyarakat di destinasi wisata (Courteous)
Tingkat kepercayaan wisatawan terhadap masyarakat (Trustworthiness)
High Value Tourism
High Value Tourism merupakan aktivitas wisata yang bernilai tinggi bagi wisatawan yang didukung oleh pengalaman yang bernilai tinggi, faktor eksklusifitas produk dan layanan pariwisata, privacy, dan premiumness.
Pengalaman Bernilai Tinggi
Pengalaman pariwisata bernilai tinggi umumnya didukung oleh beberapa faktor antara lain pengalaman berbasis pengetahuan, ketersediaan pusat hiburan berstandar internasional, atraksi yang eksklusif, fasilitas perbelanjaan mewah, serta fasilitas untuk mendukung wellness pengunjung.
Faktor-faktor yang mendukung indikator "Pengalaman Bernilai Tinggi" pada destinasi wisata:
Knowledge based tourism experience
Atraksi yang jauh dari keramaian dan eksklusif
Wellness facility dengan pelatih profesional
Ketersediaan Layanan, Akomodasi dan Amenitas Berbasis Nilai
Akomodasi dan Amenitas berbasis nilai mendukung wisatawan untuk mendapatkan pengalaman pariwisata bernilai tinggi. Penyediaan akomodasi dan amenitas berbasis nilai selalu mempertimbangkan aspek sustainabilitas lingkungan, standar layanan yang tinggi, serta pemanfaatan teknologi.
Faktor-faktor yang mendukung indikator "Layanan, Akomodasi dan Amenitas Berbasis Nilai " pada destinasi wisata:
Akomodasi tersertifikasi ramah lingkungan
Ketersediaan fasilitas convention center dan venue yang berstandar internasional
Fasilitasi kesehatan berstandar internasional
Pelayanan berkarakter sesuai local wisdom
Pemanfaatan teknologi pada seluruh layanan pariwisata
Premiumness
Premiumness mencakup penyediaan produk dan layanan pariwisata yang eklusif, mewah dan standar kualitas terbaik.
Faktor-faktor yang mendukung indikator "Premiumness" di destinasi wisata:
Penetapan carrying capacity dengan pertimbangan kenyamanan eksklusif dan sustainabilitas lingkungan
Tersedianya akomodasi premium/luxury, exclusive dan secluded
Kustomisasi/personalisasi pelayanan
Sumber:
Questioner Survey Bank Indonesia (2020) tentang Quality Tourism
Permenparekraf No. 12/2020 tentang Renstra Kemenparekraf 2020-2024
Commenti