top of page
Search
Writer's pictureDadang Solihin

Rindu Rendra-Megatruh 1 Dekade Mengenang Rendra

Auditorium PPHUI Jl. HR. Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan Kamis, 7 November 2019

Dadang Solihin

Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Kepariwisataan



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat malam, salam sejahtera untuk semuanya.


Yth.

- Ketua Panitia Penyelenggara Rindu Rendra 2019;

- Keluarga Besar Sastrawan WS Rendra;

- Pimpinan Nusantaranews.co;

- Para Komunitas Burung Merak Rendra;

- Para Sastrawan, Seniman dan Budayawan yang saya banggakan.


Alhamdulillah, di malam yang penuh rasa kebahagiaan ini kita senantiasa diberikan nikmat sehat wal afiat, sehingga diberikan kemudahan untuk dapat bersama-sama hadir melaksanakan acara puncak RINDU RENDRA – MEGATRUH 1 Dekade Mengenang Rendra, yang berlangsung di Auditorium PPHUI, Jl. HR. Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan.


Atas nama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, saya menyambut dengan sangat baik dan menyampaikan penghargaan yang tulus kepada para seniman atas peran sertanya mendukung kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka mengenang sosok penyair kawakan, dramawan, sastrawan, pemikir serta pejuang kebudayaan terbaik yang pernah dimiliki Bangsa Indonesia.


Sumbangsih Rendra atau yang akrab disapa dengan julukan si Burung Merak bagi sastra Indonesia tidak diragukan lagi. Sebagai pemikir yang smart memiliki pandangan jauh kedepan, sosok sastrawan Rendra mengingatkan kepada segenap elemen anak bangsa untuk waspada dengan datangnya era kalabendu, era kalatida dan era kalasuba.


Era kalabendu, adalah ketika akal sehat sudah tidak di indahkan. Alim Ulama, pemimpin agama dan para cerdik cendikiawan mengingkari ilmunya. Era kalatida, era dimana stabilitas menguat, namun alat untuk menciptakan stabilitas keamanan ditempuh melalui penindasan dan saat bersamaan ketidak adilan justru didewa-dewakan. Era kalasuba, era dimana akan terjadi chaos yang disusul dengan lahirnya kestabilan dan kemakmuran.


Mengantisipasi dan waspada terhadap tiga era tersebut, Rendra mengingatkan agar Bangsa Indonesia membangkitkan, menguatkan dan menumbuhkan kembali mesin-mesin budaya yang asli, yakni nilai budaya sebagai manusia Indonesia seutuhnya dan kembali ke mesin budayanya.


Mesin budaya yang merupakan ketaatan kepada hukum yang tidak tertulis seperti hukum adat dan etika kehidupan bersama. Pada sisi lain tata hukum, ketatanegaraan dan tata pembangunan juga harus berdasarkan mesin budaya.


Malam ini, malam syahdu yang menegaskan kerinduan kita semua akan sosok Rendra seorang seniman serba bisa dengan ciri khas tersendiri, totalitas dalam berkesenian, menghasilkan karya terbaik, kontekstual, serta memiliki kegagahan dalam penggunaan kata-kata, yang sulit ditiru oleh seniman saat ini.


Dunia juga mengenal, mengakui dan memberikan apresiasi tinggi kepada Rendra. Untuk itu, menjadi kewajiban insan seni dan budayawan untuk terus mempublikasikan karyanya kepada publik.


Lihatlah bagaimana Rendra menulis puisi tentang ke-Tuhanan dan puisi yang menggambarkan perhatiannya kepada kualitas anak muda (saya merasa terhormat malam hari ini Insya Allah salah satu karya puisi Rendra akan saya bacakan).


Acara puncak Rindu Rendra - MEGATRUH 1 Dekade sangat penting untuk mengenang, mengingat dan memperkenalkan kembali sosok Rendra kepada publik, seniman dan masyarakat luas, khususnya kepada generasi muda penerus yang tidak secara langsung mengenal Rendra beserta hasil karyanya.


Kiranya momentum kegiatan malam hari ini, mampu melestarikan sekaligus membangun kebanggaan dan rasa cinta terhadap seni-budaya asli karya ”anak bangsa”.


Terima kasih kepada Panitia Rindu Rendra, Komunitas Burung Merak Rendra, segenap keluarga besar Rendra, Nusantaranews.co, serta para seniman yang turut berpartisipasi dalam kegiatan positif malam hari ini.


Semoga acara puncak RINDU RENDRA- MEGATRUH 1 Dekade Mengenang Rendra ini berlangsung hikmat, tertib dan sukses, serta semakin menumbuhkan apresiasi generasi muda untuk lebih mencintai karya sastra Indonesia dan karya-karya Alm. Rendra. Semoga Allah Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan ridho-Nya atas segala ihktiar kita.


Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.


          
PUISI RENDRA TENTANG KETUHANAN
 
Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar, 
cukuplah menjadi JALAN SETAPAK,
yang dapat di lalui orang.
 
Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi LENTERA yang dapat,
menerangi sekitar kita.
 
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu,
untuk seseorang, maka BERDOALAH, 
untuk kebaikan.



WASIAT RENDRA
 
Saya sedikit heran, mengapa anak-anak muda sekarang hanya menguasai permainan kata-kata saja?
Tidak begitu dalam membuat syair atau puisi, Seorang penyair yang baik itu harus bisa membersihkan qolbu agar bisa menggambarkan suatu kenyataan.


1 view0 comments

Recent Posts

See All

留言


bottom of page