Sumber: Kosadata
Indonesia memiliki potensi basis ekonomi yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak, juga daya serap tenaga kerja sangat besar Dadang Solihin, Deputi Gubernur DKI
KOSADATA – Pemerintah Indonesia berkomitmen mendongkrak pelaku ekonomi, terutama kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bergeliat dan bangkit pasca pandemi Covid-19 yang menerjang dunia sejak awal tahun 2020 lalu. Pasalnya, salah satu sektor ekonomi yang sangat terpukul oleh krisis akibat Covid-19 ini adalah para pelaku UMKM. Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Budaya dan Pariwisata, Dadang Solihin mengatakan, berdasarkan data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) pada tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Bahkan, diprediksi pada tahun ini jumlah UMKM di Indonesia akan meningkat tajam. Menurutnya, daya serap tenaga kerja UMKM per tahun 2018 tersebut sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. “Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional atau produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,1%. Sementara 38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya sebesar 5.550 atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha,” ujar Dadang kepada wartawan di Jakarta, Minggu (14/11/2021). “UMKM didominasi oleh pelaku usaha mikro yang berjumlah 98,68% dengan daya serap tenaga kerja sekitar 89%. Jadi, Indonesia memiliki potensi basis ekonomi yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak, juga daya serap tenaga kerja sangat besar,” lanjutnya.
Pria yang pada awal November 2021 menginjak usia ke-60 ini menegaskan, era transformasi digital seperti sekarang sejatinya akan menjadi peluang emas bagi seluruh pelaku usaha, termasuk UMKM. Keterbukaan akses dan informasi, kata Dadang, merupakan modal besar sekaligus tantangan bagi siapa saja yang siap berkompetisi. Meski demikian, dirinya sangat mendukung para pelaku UMKM ini untuk terus meningkatkan sumber daya dalam menghadapi kebangkitan ekonomi ditengah arus digitalisasi yang cukup kencang. Ia pun mengajak semua pihak bekerjasama mendongkrak UMKM agar lebih tumbuh di era 4.0 ini. “Saya mendukung penuh UMKM ini untuk terus tumbuh dan bersaing di pasar internasional. Di akhir masa ASN ini, saya ikuti Digital Leadership Academy (DLA) yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo. Dari DLA itu, banyak hal yang bisa mendorong pelaku usaha bersaing tidak hanya dalam negeri tapi juga ke mancanegara,” imbuhnya. “Bisa anda bayangkan, era transformasi digital ini membuka peluang seluas luasnya bagi seluruh masyarakat, termasuk pelaku UMKM. Tapi, tetap perlu pendampingan khusus oleh tenaga profesional atau yang sudah terlatih agar era transformasi digital ini dapat dirasakan manfaatnya oleh pelaku UMKM,” sambungnya. Sosok yang pernah menjabat direktur di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) selama lebih dari tujuh tahun ini menyampaikan, pada 20 tahun yang lalu, atau tepatnya tahun 2001, ia bersama sejumlah tokoh di Bappenas melihat bahwa sektor UMKM sebagai ekonomi berbasis kerakyatan akan menjadi lokomotif kebangkinan ekonomi di Indonesia. Atas dasar tersebut, kata Dadang, saat itu pihaknya merasa perlu untuk turut andil dalam mendukung UMKM agar tumbuh secara adil dan merata.
Keterangan Foto; Dadang Solihin bersama Ginanjar Kartasasmita (kiri)
“Para sesepuh Bappenas saat itu seperti Prof. Dr. Ginanjar Kartasasmita, Dr. Ir. Muslimin Nasution, APU, Ir. Rsy. Kusumastuti, MDM dan yang lainnya mendirikan sebuah organisasi bernama Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan. Saya bertindak sebagai anggota pendiri sekaligus Sekretaris Umum pengurus,” katanya. Dadang menuturkan, saat itu lembaganya tersebut berupaya untuk mewujudkan sistem ekonomi partisipatif yang memberikan akses sebesar besarnya secara adil dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi nasional serta meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat. “Kami optimis bahwa lembaga ini akan menjadi lembaga profesional untuk membangun ekonomi kerakyatan yang berdaya saing, merata, bermoral, berkeadilan dan berperikemanusiaan yang responsif terhadap dinamika perubahan lokal, nasional dan internasional berdasarkan asas kekeluargaan,” tegasnya. Sekretaris Jenderal Ikatan Keluarga Alumni Lembaga Ketahanan Nasional (IKAL) DKI Jakarta ini menyampaikan, dirinya meyakini bahwa berbagai usaha yang telah dituangkan ke dalam program kerja lembaganya kala itu akan menjadi jawaban konkrit pada masanya. Terbukti, bahwa pasca pandemi ini, UMKM menjadi perhatian utama pemerintah dalam membangkitkan ekonomi. “Saat itu berbagai usaha lembaga kami seperti pemberdayaan UKM/ Business Development Service, kajian sistem ekonomi kerakyatan, perencanaan dan pengembangan kapasitas daerah, memfasilitasi sumberdaya finansial, menyediakan teknologi informasi dan komunikasi, membentuk tenaga kerja profesional, mengadakan pendidikan dan latihan, usaha mikro dan sektor informal dan pengembangan agribisnis akan sangat membantu pelaku UMKM dalam menghadapi tantangan bisnis di era digital seperti saat ini,” tandasnya.
Comments